Minggu, 13 November 2016

Tugas 5

di November 13, 2016
PERAN AKUNTAN DALAM PERUSAHAAN

Sejak ilmu pembukuan (begitulah sebutan awalnya bagi ilmu akuntansi) di temukan dan di perkenalkan oleh seorang yang berkebangsaan italia yang bernama Luca Pacioli, maka ilmu akuntansi tidak bisa lagi di lepaskan dalam kehidupan sehari-hari, baik itu di sadari ataupun tidak di sadari, misalnya dalam kehidupan perseorangan, seorang ibu rumah tangga yang mencatat apa saja barang belanjaannya seperti yang telah di jelaskan di pendahuluan secara tidak sadar ia telah melakukan apa yang di namakan pembukuan atau akuntansi. Hal ini akan secara nampak bahwa akuntansi itu akan sangat di perlukan bagi suatu perusahaan dan hal itu akan di sadari akan pentingnya hal tersebut bagi suatu perusahaan. Begitu pentingnya peran akuntansi ini sehingga tiap organisasi atau perusahaan haruslah mempunyai fungsi akuntansi dalam struktur organisasinya. Di Indonesia kewajiban melakukan pembukuan setiap perusahaan didasarkan pada Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) Pasal 6 yang  berbunyi: “Tiap-tiap orang yang melakukan atau menjalankan perusahaan atau menyelenggarakan pembukuan perusahaan, sehingga diketahui segala hak dan kewajibannya”.
      
Tujuan dari akuntansi atau pembukuan yang akan dicapai adalah untuk memperoleh informasi tentang transaksi keuangan dan transaksi barang agar dapat ditentukan dengan tepat kebijakan perusahaan selanjutnya. Itulah sedikit gambaran umum tentang pentingnya akuntansi bagi perusahaan. Di bawah kami akan sebutkan peranan penting kegiatan akuntansi pada perusahaan:

      1.      Pengidentifikasian dan pengukuran data  relevan untuk pengambilan keputusan.
Data yang relevan untk keputusan terdiri dari transaksi-transaksi dan kejadian dalam perusahaan. Kalau berbicara tentang transaksi atau kejadian, maka hal tersebut akan selalu berhubungan dengan tindakan yang telah di selesaikan, misalnya membeli barang. Kegiatan untuk membeli barang bukanlah merupakan transaksi, karena belum di laksanakan. Dalam hal tersebut , kegiatan itu tidak dapat di klarisifikasi sebagai transaksi akuntansi (accounting transaction) dan karena itu tidak di proses lebih lanujut dalam akuntansi.

      2.      Pemprosesan data dan kemudian pelaporan informasi yang di hasilkan.
Proses dan pelaporan data mencakup kegiatan pencatatan, penggolongan dan pengikhtisaran. Pencatatan transaksi dapat di lakukan dengan berbagai cara, misalnya di tulis dengan pensil atau pena. Pencatatan transaksi berarti mengumpulkan data secara kronologis, disamping di catat, transakis perusahaan sekaligus di golong-golongkan dalam kelompok atau kategori yang berhubungan.

      3.      Pengkomunikasian informasi kepada pemakai laporan.
Laporan akuntansi (accounting reports) yang di hasilkan oleh suatu sistem akunatansi yang beragam macamnya akan menimbulkan jenis laporan yang berbeda-beda tergantung pada pihak yang akan menggunakan laporan tersebut, misalkan laporan keuangan, banyak pihak luar perusahaan yang menggunakan informasi keuangan tersebut. Misalnya pemegang saham, calon pemegang saham, kreditur, bank, pajak dan lainya.  Pada umumnya, pihak-pihak ini tidak dapat secara bebas mkemperoleh informasi yang di inginkan. Informasi yang mereka peroleh terbatas pada laporan yang di sediakan oleh manajemen perusahaan.
Apabila seseorang atau sekelompok oorang memutuskan untuk melakukan usaha, maka berarti bahwa ia (mereka) telah bersedia mengikatkan sebagian sumber daya yang mereka miliki untuk di pakai dalam perusahaan guna mencapai tujuannya. Pengikatan sumber daya ini, misalnya dalam bentuk penyetoran uang untuk modal, yang tak lain dari tujuannya adalah untuk menghasilkan laba dari modal yang mereka tanamkan. Untuk mencapaiu tujuan tersebut, perusahaan harus mkenggunakan modal yang di terima dari npara penanam modal untuk melakukan usaha. Apabila modal tersebut masih kurang, maka perusahaan tersebut bisa meminjam uang kepada pihak luar, misalnya bank dan lain sebagianya.
Dari uraian tersebut di atas dapat di lihat bahwa kegiatan perusahaan meliputi suatu arus perputaran dana,  yang mana dana itu di peroleh dari pemilik dan kreditur untuk di gunakan melakukan usaha yang bisa menghasilkan laba yang pada akhirnya di terima dalam bentuk dana lagi. Maka dari itu, semua kegiatan-kegiatan tersebut di atas, akan tercermin dalam transaksi dan kejadian-kejadian yang perlu di catat serta di laporkan. Disinilah akuntansi mempunyai peranan penting dalam proses pencatatan pelaporan tersebut.

PERSAMAAN AKUNTANSI

Persamaan Akuntansi adalah perangkat yang paling mendasar. Persamaan ini menyajikan jumlah aktiva perusahaan dan jumlah kewajiban serta modal terhadap aktiva tersebut, di mana Aktiva berada di ruas / posisi kiri dari persamaan dan  Kewajiban serta  Modal berada di ruas / posisi kanan dari persamaan.

        Aktiva adalah sumber ekonomis dari suatu usaha yang di harapkan dapat memberikan keuantungan bagi usaha tersebut di masa yang akan datang.
Misal : Kas, perlengkapan, barang dagangan, tanah dan bangunan.
       
Kewajiban atau “tuntutan dari pihak luar” adalah kewajiban ekonomis berupa hutang atau pinjaman yang harus di bayarkan kepada pihak luar (yang biasa di sebut kreditur).

 Modal (Ekuitas Pemilik) atau “tuntutan dari pihak dalam” adalah tuntutan yang berasal dari pemilik perusahaan karena mereka telah menanamkan modalnya ke dalam usaha. 

Jadi Persamaan akuntansi dapat di gambarkan:
 
 Aktiva = Kewajiban + Modal



UNSUR UNSUR KONTINUITAS PERUSAHAAN 
            
Untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan, maka pimpinan harus menjaga unsur-unsur berikut :
    1.     Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo.
 Likuiditas dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
·        Likuiditas extern, dimana perusahaan mempunyai kemampuan untuk memenuhi kewajibannya dengan pihak luar.
·        Likuiditas intern, dimana perusahaan mempunyai kemampuan untuk menjamin proses produksinya.

Untuk melihat suatu badan usaha likuid atau tidak, disusun suatu neraca likuiditas atau daftar likuiditas. Kemudian dihitung rasio likuiditasnya, yaitu suatu perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan jumlah utang jangka pendek yang dinyatakan dengan rumus :

Ratio Likuiditas = jumlah aktiva lancar / jumlah utang jangka pendek  x 100%



Suatu perusahaan dapat dikatakan likuid (mampu membayar utangnya) jika ratio likuiditasnya minimal 200%.

      2.     Solvabilitas  ialah kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Kewajiban tersebut baik berupa hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek.
Ratio solvabilitas dihitung dengan rumus :

Ratio Solvabilitas =  nilai jual aktiva  /   jumlah seluruh utang     x 100%
           
Jika rationya lebih besar dari 100% maka perusahaan dianggap solvabel, artinya dapat membayar semua utangnya jika pada saat itu perusahaan dilikuidasi.

      3.     Rentabilitas, kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan atau profit dengan sejumlah modal yang ada di dalam perusahaan. Rentabilitas dapat diklasifikasikan menjadi :
·        Rentabilitas ekonomis, merupakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari keseluruhan modal yang digunakan.Rentabilitas ekonomis dihitung dengan rumus:

Rentabilitas Ekonomis = laba bersih sebelum pajak /  jumlah modal perusahaan  x 100%



·        Rentabilitas modal sendiri, merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari sejumlah modal sendiri yang digunakan.
     Rentabilitas modal sendiri dihitung dengan rumus:

Rentabilitas Modal Sendiri = laba bersih setelah pajak / jumlah modal sendiri     x 100%




RUANG LINGKUP MANAJEMEN DARI SUATU BISNIS 

    1)   Keputusan Pendanaan, Kebijakan manajemen dalam pencarian dana perusahaan, misalnya kebijakan menerbitkan sejumlah obligasi dan kebijakan hutang jangka pendek dan panjang perusahaan yang bersumber dari internal maupun eksternal perusahaan.

    2)   Keputusan Investasi, Kebijakan penanaman modal perusahaan kepada aktiva tetap atau Fixed Assets seperti gedung, tanah, dan peralatan atau mesin, maupun aktiva finansial berupa surat-surat berharga misalnya saham dan obligasi atau aktivitas untuk menginvestasikan dana pada berbagai aktiva.

    3)   Keputusan Pengelolaan Aset, Kebijakan pengelolaan aset yang dimiliki secara efisien untuk mencapai tujuan perusahaan.
Pembicaraan tentang keputusan – keputusan dalam bidang keuangan, yaitu:
Keputusan Investasi, Keputusan pembelanjaan dan kebijaksanaan deviden dengan tujuan memaksimumkan nilai perusahaan atau memaksimumkan kemakmuran para pemegang saham.
Pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen keuangan yaitu: penggunaan dana dan memperoleh dana, lewat keputusan-keputusan investasi, pembelanjaan dan kebijaksanaan deviden agar nilai perusahaan bisa meningkat.
Meliputi semua aktivitas perusahaan yang bersangkutan dengan usaha untuk mendapatkan dana yang dibutuhkan oleh perusahaan beserta usaha untuk menggunakan dana dengan cara yang paling efisien.
Manajemen Keuangan atau sering disebut pembelanjaan dapat diartikan sebagai semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan dana perusahaan dengan biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien.

Berbagai macam pengertian pembelanjaan
     1.      Pembelanjaan Aktif.
 Adalah bagaiman menggunakan dan mengalokasikan dana yang telah diperoleh tersebut dengan cara yang paling efisien.

    2.      Pembelanjaan Pasif.
Adalah usaha–usaha yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh dana. Pembelanjaan pasif , dibagi menjadi:
      a. kuantitatif (jumlah), penentuan besar atau jumlah modal yang akan dibutuhkan.
      b. kualitatif (macam), penentuan jenis/macam modal yang akan digunakan.

      3.    Pembelajaan ditinjau dari sumber dana.
·        Pembelanjaan dari luar (external financing)  
       a.       Pembelanjaan sendiri (equity financing), dana yang berasal dari pemilik, peserta/pengambil bagian/pemegang saham.
      b.       Pembelanjaan Asing (debt financing), dana yang berasal dari kredit bank, asuransi.

·        Pembelanjaan dari dalam (internal financing)
      a.       Pembelanjaan intern, penggunaan laba, penggunaan cadangan untuk digunakan sebagai modal
      b.      Pembelanjaan intensif, penggunaan penyusutan aktiva tetap yang masih belum digunakan untuk menganti aktiva yang lama.

     Sumber :


0 komentar:

Posting Komentar

Contoh Human Resource Planning yang dilakukan oleh suatu perusahaan

Contoh Kasus Human Resurce Planning ( Perencanaan Sumber Daya Manusia) Perencanaan sumber daya manusia  adalah proses  analisis  dan  ide...

 

Yasinta Azalea Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review