1.
Industri Manufaktur
a.
Pengertian Industri Manufaktur
Kata
manufaktur berasal dari bahasa Latin manus factus yang berarti
dibuat dengan tangan. Kata manufacture muncul pertama kali
tahun 1576, dan katamanufacturing muncul tahun 1683. Manufaktur,
dalam arti yang paling luas, adalah proses merubah bahan baku menjadi produk.
Proses ini meliputi (1) perancangan produk, (2) pemilihan material, dan (3)
tahap-tahap proses dimana produk tersebut dibuat. Pada konteks yang lebih
modern, manufaktur melibatkan pembuatan produk dari bahan baku melalui
bermacam-macam proses, mesin dan operasi, mengikuti perencanaan yang
terorganisasi dengan baik untuk setiap aktifitas yang diperlukan.
Manufaktur dapat di definisikan secara teknis dan secara ekonomis:
· Secarateknis : proses
pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi denganmenggunakan mesin,
alat, daya, dan tenaga kerja.
· Secaraekonomis : proses pengolahanbahandasar (baku)
menjadi bahan jadi yang memiliki nilai tambah.
b.
Peranan Industri Manufaktur dalam pembangunan Ekonomi
Industri Manufaktur merupakan salah satu sektor
yang berperan pentingdalam pembangunan nasional.
Kontribusi Industri manufaktur terhadappembangunan nasional dari tahun ketahun menunjukkan kontribusi
yang signifikan.Peranan Industri manufaktur dalam Pembangunan
Ekonomi Nasional dapat ditelusuridari kontribusi masing-masing sub sektor terhadap Laju Pertumbuhan EkonomiNasional atau terhadap produk domestik bruto.
Pada beberapa negara yang tergolong maju,
peranan industri Manufakturlebih dominan dibandingkan dengan sektor pertanian. Industri Manufaktur
rmemegang peran kunci sebagai mesin pembangunan karena
industri manufakturmemiliki beberapa keunggulan dibandingkan sektor
lain karena nilai kapitalisasi modal yang
tertanam sangat besar, kemampuan menyerap tenaga kerja
yang besar, juga kemampuan menciptakan nilai tambah (value
added creation) dari setiap input atau bahan dasar yang
diolah. Pada negara-negara berkembang, peranan IndustriManufaktur juga menunjukkan kontribusi yang semakin tinggi. Kontribusi
yang semakin tinggi ini menyebabkan perubahan struktur perekonomian negara
yang
bersangkutan secara perlahan ataupun cepat dari sektor pertanian ke sektor
Industrimanufaktur.
Peranan Industri Manufaktur dalam pembangunan ekonomi
di berbagaiNegara sangat penting karena Industri manufaktur memiliki beberapa keunggulandalam hal akselerasi pembangunan.
Keunggulan-keunggulan industri manufakturtersebut diantaranya memberikan kontribusi bagi penyerapan tenaga kerja danmampu menciptakan nilai tambah (value
added) yang lebih tinggi pada berbagaikomoditas yang
dihasilkan.
c. Perkembangan
Industri Manufaktur di Indonesia
Sejak Ir.
Soekarno menjabat menjadi presiden pertama di Indonesia, proses industrialisasi
Negara Indonesia telah dirintis oleh beliau. Mulai dari berbagai pabrik
pembuatan aneka bahan pokok di Indonesia, dan lainnya. Industrialialisasi di
Indonesia mulai berkembang pesat saat Bapak Soeharto menjabat sebagai presiden.
Puncaknya adalah mampunya Indonesia menerbangkat pesawat buatan anak negeri
sendiri, yaitu N250 – Gatotkaca yang pada waktu itu dipelopori oleh BJ.
Habibie. Setelah sukses melakukan peluncuran tersebut, makin banyak
Industri-industri di Indonesia yang berdiri. Kawasan Industri pun semakin
bertebaran. Di Jawa Timur sendiri, terdapat beberapa kawasan industri yang
terkenal. Seperti di daerah Surabaya, Gresik, Malang, dan lainnya. Mulai dari
Industri berat sampai industri-industri kecil
Dengan
semakin berkembangnya Industri tersebut, maka dalam Industri tentunya
diperlukan sebuah keilmuan yang berhubungan dengan proses produksi industri
tersebut, khususnya industri manufaktur. Salah satu ilmu yang diperlukan adalah
Proses Manufaktur. Yaitu proses pembuatan produk manufaktur mulai dari
pencampuran bahan baku, proses pengecoran, pembentukan, hingga finishing. Dalam
kehidupan manusia, ilmu ini dapat diimplementasikan untuk membuat alat-alat
kehidupan sehari-hari. Mulai dari kursi, meja, laptop, kalkulator, dll. Oleh
karena itulah, proses manufaktur sangat diperlukan dalam kehidupan manusia,
karena hamper semua tool atau peralatan hidup manusia dibuat
melalui proses manufaktur.
Pada
tahun 2012 yang lalu, berdasarkan riset yang dilaporkan oleh UNIDO (Organisasi
Pengembangan Industri Dunia), pertumbuhan industri manufaktur global pada
kuartal III tahun 2012 hanya 0.2 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Catatan itu sekaligus menunjukkan pertumbuhan paling lambat sejak tahun 2009.
Catatan ini pula menjadi warning kepada seluruh negara-negara
di dunia. Sebab, menurut badan PBB tersebut, industri manufaktur akan
menghadapi tantangan berat ke depannya. Hal itu disebabkan resesi kuat di
Eropa, serta melemahnya pertumbuhan ekonomi di Amerika Utara serta Asia Timur,
ditambah dengan melambatnya laju ekonomi di negara-negara berkembang.
Krisis ekonomi
global menjadi kendala berkembangnya sektor industri manufaktur di seluruh
dunia. Lesunya perekonomian di Amerika Serikat dan Eropa yang merupakan kiblat
perekonomian dunia berdampak pada berbagai sektor termasuk perindustrian
manufaktur. Dampak dari itu semua adalah perekonomian dunia pun ikut lesu
karena sektor industri manufaktur termasuk sektor yang paling basah.
Tingginya
komnsumsi masyarakat berakibat pada penguatan kinerja impor. Namun, di sisi
lain, kinerja ekspor relatif melemah akibar rendahnya permintaan di dunia yang
menyebabkan neraca perdagangan defisit. Krisis ekonomi di dunia juga berdampak
pada melemahnya nilai tukar berbagai mata uang negara, sehingga sektor industri
manufaktur pun semakin lesu.
Di
tahun 2013 ini, banyak pihak yang lebih merasa optimistis dengan perkembangan
industri manufaktur dunia. Selain kondisi perekonomian amerika dan eropa yang
makin membaik, sektor industri manufaktur di negara berkembang juga semakin
pesat perkembangannya. Dengan begitu walaupun masih ada bayang-bayang krisis
ekonomi global, diharapkan industri manufaktur dunia lebih kreatif dalam
mengatasi permasalahan ini.
Sementara di
Indonesia ini, prospek perkembangan industri manufaktur begitu pesat. Optimisme
itu merujuk pada krisis moneter pada tahun 1998 yang lalu saat perekonomian
Indonesia hancur lebur. Namun Indonesia ternyata mampu bangkit dan pada tahun
2011 yang lalu pertumbuhan PDB bahkan mencapai 6.2%. Pada tahun 2012,
pertumbuhan sektor industri manufaktur khusus sektor nonmigas secara kumulatif
mencapai 6.5%. Bahkan pada kuartal II tahun 2012 pertumbuhan mencapai angka
7.27%. Hal itu membawa angina segar bagi sektor industri manufaktur di
Indonesia. Namun, yang perlu diingat di sini adalah tantangan untuk thun 2013
ini lebih berat ke depannya. Salah satu faktor yang paling memicu adalah
kenaikan TDL (Tarif Dasar Listrik) sebesar 15% yang itu akan berpengaruh pada
daya saing industri baik di sektor domestic maupun pasar ekspor.Tantangan berat
lain yang harus dihadapi oleh Indonesia adalah “ASEAN-China Free Trade Area”
yang telah diberlakukan semenjak Januari 2010 yang lalu. Hal itu menyebabkan
berbagai produk manufaktur dari china memasuki pasar Indonesia dengan deras.
Berbagai produk elektronik yang berharga murah pun menggerogoti pangsa pasar
produk lokal Indonesia. Demikian juga produk lainnya, seperti besi, baja,
tekstil, dan barang-barang hasil industri lainnya.
Berikut
adalah grafik pertumbuhan Industri manufaktur menurut data BPS dari tahun 2010
sampai dengan 2013.
(Sumber : Data strategis BPS 2013)
Selama tahun 2010–2013 Industri manufaktur besar dan
sedang triwulanan (q-to-q) mengalami pertumbuhan yang fluktuatif. Pertumbuhan
triwulan II-2013 naik sebesar 1,12 persen dari triwulan I-2013, triwulan I-2013
turun sebesar 2,20 persen dari triwulan IV-2012, triwulan IV-2012 naik sebesar
7,65 persen dari triwulan III-2012, triwulan III-2012 naik sebesar 0,10 persen
dari triwulan II-2012, triwulan II 2012 naik sebesar
3,42 persen dari triwulan I-2012, triwulan I-2012 turun sebesar 0,31 persen
dari triwulan IV-2011, triwulan IV- 2011 turun sebesar 1,53 persen dari
triwulan III-2011, triwulan III-2010 naik sebesar 0,52 persen dari triwulan II
2011, triwulan II- 2011 naik sebesar 3,09 persen dari triwulan I-2010, dan
triwulan I-2010 naik sebesar 0,75 persen dari triwulan IV-2010. Triwulan dua
pada tahun 2010, 2011, dan 2012 memiliki kecenderungan naik jika dibandingkan
dengan triwulan-triwulan lain pada tahun tersebut
(Sumber
: Data Strategis BPS 2013)
Pertumbuhan
produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulanan (y-on-y) dari tahun
2011–2013 juga berfluktuasi. Triwulan I tahun 2012 naik sebesar 1,72 persen
dari triwulan I tahun 2011, triwulan II tahun 2012 naik sebesar 2,04 persen
dari triwulan II tahun 2011, triwulan III tahun 2012 naik sebesar 1,62 persen
dari triwulan III tahun 2011, triwulan IV tahun 2012 naik sebesar 11,10 persen
dari triwulan IV tahun 2011. Secara umum, pertumbuhan produksi manufaktur tahun
2012 mengalami kenaikan 4,12 persen dari tahun sebelumnya.
Sementara
itu, Pertumbuhan sektor Industri manufaktur serta sumbangan nya terhadap PDB
terus meningkat dari tahun ke tahun, berikut grafik yang di ambil dari data BPS
:
(Sumber : Data
strategis BPS 2013)
Ekonomi
Indonesia selama tahun 2009–2012 mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar
4,63 persen (2009), 6,22 persen (2010), 6,49 persen (2011), dan 6,23 persen
(2012) dibanding tahun sebelumnya. Sementara pada semester I-2013 bila
dibandingkan dengan semester II-2012 tumbuh sebesar 1,99 persen dan bila
dibandingkan dengan semester I-2012 (y-on-y) tumbuh sebesar 5,92 persen.
Angkaangka tersebut diperoleh dari penerapan rumus di atas ke dalam besaran PDB
tahun 2009–2012 serta semester I-2013 atas dasar harga konstan 2000 (Tabel 3.1
dan Tabel 3.2).
Sektor
Pengangkutan dan Komunikasi selama tahun 2009–2012 selalu mengalami pertumbuhan
tertinggi yaitu sebesar 15,85 persen (2009), 13,41 persen (2010), 10,70 persen
(2011), dan 9,98 persen (2012). Kontribusi Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
terhadap total pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai tingkat tertinggi pada
tahun 2009 sebesar 1,26 persen. Setelah itu giliran Sektor Perdagangan, Hotel,
dan Restoran yang memberikan konstribusi tertinggi pada tahun 2010 dan 2011
diikuti Sektor Industri Pengolahan tahun 2012. Pada semester I-2013, sumber
pertumbuhan terbesar berasal dari Sektor Industri Pengolahan sebesar 1,49
persen terhadap total pertumbuhan sebesar 5,92 persen dengan laju pertumbuhan
sebesar 5,86 persen (y-on-y). Sementara Sektor Perdagangan, Hotel, dan
Restoran, dan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi memberikan kontribusi
pertumbuhan masing-masing sebesar 1,16 persen dan 1,08 persen dengan laju
pertumbuhan masing-masing 6,50 persen dan sebesar 10,73 persen.
d. Permasalahan
Spesifik di Sektor Industri Manufaktur
Ø KKN
dan layanan umum yang buruk
Ø Cost
of money yang relatif tinggi
Ø Administrasi
perpajakan yang belum optimal
Ø Kandungan
impor sangat tinggi
Ø Lemahnya
penguasaan dan penerapan teknologi
Ø Kualitas
SDM relatif rendah
Ø Iklim
persaingan yang kurang sehat
Ø Struktur Industri masih lemah
Ø Peranan Industri kecil dan menengah
(termasuk RT) masih minim
Ø Sebaran Industri yang terpusat di Pulau Jawa
e.
Program Pemerintah Untuk Meningkatkan Struktur dan Daya Saing Industri
Manufaktur :
1. Peningkatan
Standardisasi Produk Industri
2. Pengembangan
Industri Kecil dan Menengah
3. Peningkatan
kemampuan Teknologi Industri
4. Penataan
Sturktur Industri
5. Peningkatan
Kapasitas Infrastruktur
6. Optimalisasi
administrasi dan insentif perpajakan
7. Peningkatan
Nilai tambah industri berbasis sumberdaya alam
f.
Pengaruh Revolusi Industri Terhadap Perubahan Ekonomi Social Budaya dan Politik
Indonesia
1.
Pengaruh Positif
v Mengenal
Teknologi Berbasis Mesin
Pengaruh positif revolusi indstri bagi Indonesia misalnya diperkenalkannya
teknologi-teknolgi baru berbasis mesin oleh perintah colonial Hndia-Belanda
baik dalam bentuk pengeloala hasil bumi,teknologi transportasi,maupun teknologi
pertanian.Bangsa Indonesia mengenal mesin pengola mesin hasil bumi mesin
pengola tebu menjadi gula.Mesin-mesin ini meningkatkan hasil produksi dengan
lebih cepat dan efisien,tidak saja pada zaman pemerintah kolonial
belanda,tetapi jua sejak Indonesia merdeka munculnya sarana
tranportasi,perkembangan transportasi juga memungkinkan terbentuknya terjadi
jaringan yang luas antar wilayah dan secara ekonomis mempercepat pengangkutan
hasil-hasil perkebunan ke pabrik-pabrik serta distribusi hasil-hasil produksi
ke pelabuhan.Tranportasi air ditandai dengan munculnya kapal-kapal bermesin
yang memungkinkan tranportasi hasil-hasil bumi antar pulau dapat dilakukan
dengan cepat.Dibidang teknologi pertanian,hasil-hasil revolusi industri
memperkenalkan kepada banga Indonesia bibit tanaman yang unggu seperti
tebu,nila,tembakau,padi,dan palawija.masuknya teknologi pertanian telah member
bangsa kita pengetahuan baru tentang teknik pengelolahan
tanah,pembibitan,pembanguna irigasi dan intensifikasi pertania dan sebagainya.
v Mengenal
Paham Liberalisme
Pengaruh positif lain tumbuh dan berkembangnya paham liberalisme
penerapan gagasan liberal dalam bidang ekonomi di Indonesia waktu ituu kurang
sesuai dengan cita” awalnya yang mulia,bangsa Indonesia setidaknya dalam semua
bidang kehidupan.kedua gagasan inilah jantung paham liberalisme.dalam bidang
ekonomi,paham ini mengusung perdanganan bebas,pengakuan terhadap milik
pribadi,pembatasan kebebasan kepada pihak swasta untuk melakukan
kegiatan-kegiatan ekonomi.semua unsur ini bersatu di bawah sistem yang disebutkapitalisme.pada
gilirannya hal ini mendorong munculnya para usahawan dan wiraswasta yang
menciptakan lapangan kerja,menghasilkan pajak yang merata.dalam bidang politik
dan social budaya,paham liberalisme mengusung pemilihan umum yang bebas dan
adil adanya pengakuan terhadap hak-hak sipil,kebebasan pers kebebasan beragama
supermasi hukum muncul juga gagasan kesetaraan gender pemikir perintis paham
liberalisme.
2.
Pengaruh Negatif
v
Kebijakan Monopoli Perdagangan dan Tanam Paksa Selama
Masa Kolonial
Kebijakan
monopoli perdagangan rempah-rempah itu berlangsung di Indonesia ketika revolusi
industri inggris dimulai sejak 1950 an.inggris dengan EIC nya terlibat
juga.hubungan antara revolusi industri di inggris dan kebijakan monopoli
perdagangan dan tanam paksa oleh belanda di Indonesia.kebijakan monopoli
perdagangan sudah berjalan jauh sebelum revolusi industri dimulai.kedua
kebijakan tanam paksa dilakukan bukan karena industralisasi di belanda waktu
itu sudah maju dank arena itu menuntut banyak bahan mentah dengan kata
lain,kebijakan monopoli da tanam paksa bukan akibat langsung dari revolusi
industi.
v Kebijakan
Pintu Terbuka
Pengaruh
revolusi industri yang kuat terhadap Indonesia pada masa kolonial masuknya
paham liberalisme ke dalam mindset (pikirian ) pengambil kebijakan di belanda
(terutama parlemennya)dan masyarakat belanda secara luas.mempengaruhi kebijakan
belanda di Indonesia baik secara ekonomi maupun secara social-politik.dalam
pelaksanaanya dalam bidang ekonomi paham ini memalui kebijakan pintu terbuka
(kapitalisme) menjadi sarana ekploitasi baru bagi bangsa Indonesia.
v Politik
Etis
Mendorong
kaum liberal dan kaumhumanis di belanda mengeluarkan seruan yang tajam,yang
pada intinya menyatakan bahwa belanda berkewajiban secara moral
menyejahterahkan rakyat Indonesia.
v Eksploitasi
Atas Sumber Daya Mineral Pertambangan
Dalam
bidang pertambangan,belanda juga terkena dampak revolusi industri di
inggris.hal ini berdampak pada terjadinya eksploitasi atas bahan-bahan mineral
yang ada di perut bumi Indonesia oleh pemerintah hindia belanda.
v Kemiskinan
Revolusi
industri hanya mendatangkan kemiskinan dan kemelaratan dalam berbagai
bidang,bagi belanda revolusi industri memberi peluang besar untuk melakukan
eksploitasi terhadap sumber daya alam mineral serta sumber daya manusia
Indonesia.
Sumber :
Nama Anggota Kelompok:
1. Nurul
Hijriyati (25216621)
2. Yasinta Azalea
Agusfine (27216726)
3. Pradhitya
Wahyutama (25216770)