Senin, 10 Juli 2017

Neraca pembayaran di Indonesia terhadap Meksiko

di Juli 10, 2017 0 komentar

MEKSIKO

Sejak 1980-an Meksiko mereformasi kebijakan ekonomi dengan mengimplementasikan “Konsensus Washington” sebagai cetakbiru. Konsensus Washington merupakan “kesepakatan” yang dicapai IMF (International Monetary Fund), Bank Dunia (World Bank) dan Departemen Keuangan AS (US Treasury Department) pada akhir tahun 1990-an tentang paket kebijakan ekonomi yang dianggap tepat untuk mengatasi masalah-masalah pertumbuhan dan pembangunan berbagai negara berkembang. Sebagai konsekuensi dari kebijakan tersebut, sistem ekonomi  Meksiko mengarah pada liberalisasi perdagangan dan privatisasi besar-besaran, kecuali beberapa sektor strategis seperti energi dan bahan bakar minyak. Dengan sistem ekonomi yang menggantungkan sepenuhnya pada supply and demand, pemerintah Meksiko pun memberi insentif bagi investor asing yang menanamkan dana bagi industri yang memberi dampak signifikan secara ekonomi.
Hanya 11% dari luas daratn Meksiko ditanami, yang kurang dari 3% adalah irigasi. Menghasilkan pendapatan atas tanaman termasuk jagung,tomat,tebu,kacang kering dan alpukat. Meksiko juga menghasilkan pendapatan yang signifikan dari produksi daging sapi,unggas,daging babi dan produk susu. Secara total, pertanian menyumbang 4,3% dari PDB pada 2009 dan 3% dari PDB pada tahun 2008, dan pekerjaan pertanian menyumbang sekitar 15% dari total lapangan kerja.
Amerika dan Meksiko adalah mitra dagang yang sangat dekat. Masalah-masalah perdagangan diselesaikan umumnya melalui negosisasi langsung antara dua negara atau ditangani melalui Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) atau Amerika Utara Perjanjian Perdagangan Bebas (NAFTA) prosedur penyelesaian sengketa formal. Daerah yang paling signifikan dari gesekan melibatkan produk pertanian serta lintas batas truk. Meksiko adalah anggota aktif dan konstruktif dari Organisasi Perdagangan Dunia,G-20 dan Organisasi untuk kerjasama ekonomi dan pembangunan. Pemerintah Meksiko dan banyak bisnis mendukung Kawasan Perdagangan Bebas Amerika.

Data PDB 2008-2014 Meksiko


Data PDB 2014-2017 Meksiko

Grafik PDB 2008-2014 Meksiko


Grafik PDB 2014-2017 Meksiko

Ekspor dan Impor Perdagangan Meksiko
Dari sepuluh sektor industri strategis yang menjadi prioritas pemerintah Meksiko menempatkan industri kreatif pada posisi penting setelah dirgantara pertanian,pangan dan otomotif. Berkat kesungguhannya penggarap sektor ekonomi kreatif, terhitung sejak tahun 2004, Meksiko sukses menempatkan diri pada urutan kelima negara-negara berkembang pengeskpor produk kreatif dengan total nilai ekspor USD 5,17 miliar Film, produksi program televisi dan pengembangan multimedia adalah sektor-sektor unggulan industri kreatif Meksiko. Dengan dukungan pemerintah industri film dalam berkembang pesat dengan angka produksi tak kurang dari 117 film pada tahun sepanjang tahun 2011 dengan serapan tenaga kerja mencapai 30.000 orang. Selain film produksi nasioanl menurut lembaga film Meksiko setiap tahunnya negara tersebut menjadi lokasi syuting sekitar 10 produksi film asing yang masing-masing membelanjakan uang sekitar 8 hingga 10 juta USD. Dengan dijadikannya lokasi syuting keuntungan yang diraup pemerintah sekitar 120-130 juta USD pertahun. Lokasi favorit pembuatan film di Meksiko adalah Mexico City.
Meksiko - Impor: 223,700 impor dunia = 2.18%. Impor/GDP = 22.37.
Meksiko – Ekspor: 213,700 eskpor dunia = 2.07%
(Ekspor+Impor)/GDP + 40.96%
Meksiko Perjanjian: Bank Pembangunan Inter-Amerika (IADB), CEPAL/ECLAC,ALADI,OEA,Komunitas Andes (berhubungan), NAFTA (Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko),SICA (berhubungan), Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (AEPC), Perserikatan Bangsa-bangsa, Konferensi PBB mengenai Perdagangan dan Pembangunan.

Data Perdagangan 2008-2014 Meksiko


Data Perdagangan 2014-2017 Meksiko


Grafik Neraca Perdagangan Meksiko 2008-2014


Grafik Neraca Perdagangan Meksiko 2014-2017


Grafik Impor Perdagangan Meksiko 2008-2014


Grafik Impor Perdagangan Meksiko 2014-2017


Grafik Ekspor Perdagangan Meksiko 2008-2014


Grafik Ekspor Perdagangan Meksiko 2014-2017



Sumber :


Nama Anggota Kelompok :
1.       Nurul Hijriyati                        (25216621)
2.       Yasita Azalea Agusfine        (27216726)
3.       Pradhitya Wahyutama       (25216770)

Pertumbuhan ekspor di Indonesia terhadap Turki

di Juli 10, 2017 0 komentar
Istanbul - Indonesia dan Turki sepakat meningkatkan kerja sama di bidang industri dan pengembangan teknologi untuk mengakselerasi pencapaian target perdagangan kedua negara sebesar US$5 miliar dalam 5 tahun ke depan.
Berdasarkan data Kemenperin, neraca perdagangan kedua negara relatif masih kecil. Nilai impor Turki dari Indonesia pada 2010 tercatat sekitar US$1,48 miliar, sedangkan ekspor Turki ke Indonesia hanya US$250 juta. Nilai impor Turki dari Indonesia ini hanya berkontribusi 0,8 persen dari total impor negara tersebut.
"Kerja sama industri ini diharapkan dapat memacu perdagangan Indonesia dengan Turki," kata Menteri Perindustrian M.S. Hidayat seusai bertemu dengan Menteri Sain, Industri dan Teknologi Turki Nihat Ergun di Conrad Hotel, hari ini.
Pertemuan bilateral yang berlangsung tertutup sekitar 1 jam tersebut dilakukan di sela-sela 2nd D-8 Ministrial Meeting on Industry yang berlangsung 4-6 Oktober di Istanbul, Turki.
Beberapa sektor yang dibahas dalam pertemuan bilateral itu adalah, otomotif, mesin tekstil, dan elektronik serta peralatan militer (industri pertahanan). Khusus di sektor otomotif, lanjut Hidayat, Turki berminat bekerja sama mengembangkan komponen dan mesin. "Sektor industri Turki cukup kuat."
Turki tercatat merupakan basis produksi pabrikan otomotif Eropa dengan total produksi mencapai lebih dari 1,2 juta unit per tahun, jauh lebih besar ketimbang Indonesia yang berkisar 800.000 unit. "Saat ini, Turki sedang mengembangan merek otomotif nasional, dan kita bisa banyak belajar dari mereka," katanya.

Sementara itu, di bidang mesin tekstil, Turki berencana menanamkan investasi di Indonesia untuk mendukung program restrukturisasi permesinan yang dilakukan Kementerian Perindustrian. "Saat ini, terdapat sekitar 3.000 mesin pertekstilan yang harus direstrukturisasi," katanya.
Mesin-mesin produksi ini umurnya rata-rata di atas 25 tahun sehingga tidak kompetitif lagi dan harus diremajakan.
"Dari pada kita mengimpor mesin, lebih baik bekerja sama dengan Turki untuk memproduksi mesin tekstil di  Indonesia. Dalam hal ini pemerintah bisa memberikan tax holiday. Akhir bulan ini, pembahasannya akan difinalisasi di Jakarta," jelas Hidayat. 
Data Perkembangan Ekpor Kelompok Hasil Industri ke Negara Turki :
(Dalam ribuan US$; Sumber data: BPS, diolah Kemenperin)

Data Perkembangan Impor Kelompok Hasil Industri ke Negara Turki :
(Dalam ribuan US$; Sumber data: BPS, diolah Kemenperin)
Nama Anggota Kelompok :
1.       Nurul Hijriyati                        (25216621)
2.       Yasita Azalea Agusfine        (27216726)
3.       Pradhitya Wahyutama       (25216770)

Contoh Human Resource Planning yang dilakukan oleh suatu perusahaan

Contoh Kasus Human Resurce Planning ( Perencanaan Sumber Daya Manusia) Perencanaan sumber daya manusia  adalah proses  analisis  dan  ide...

 

Yasinta Azalea Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review